Jumat, 27 Juli 2012

G.A.L.A.U Story - Edisi Sirkumsisi

Sebuah pepatah klasik mengatakan ‘tuntutlah Ilmu sampai ke Negri Cina’ tapi bukan berarti nyari ilmu nya “harus” sampe ke Cina , maksudnya ilmu itu luas, ilmu itu bukan cuma kita dapatkan dari bangku sekolah atau kuliah saja tapi bisa dari berbagai sumber karena ilmu itu tak terbatas ruang dan waktu. Bahkan, kita juga kudu belajar ilmu ‘maling’ tapi bukan untuk belajar supaya bisa maling ya melainkan agar kita tahu cara yang bisa kita gunakan untuk menyiasati para pencuri . Singkatnya semua ilmu itu bermanfaat asalkan kita pandang dari sisi positifnya. Anyway udah tau kan ya ‘katanya’ anak kedokteran itu study holic, kemana – mana bawa buku tebal. Yah memang sebagian besar anak kedokteran seperti itu, bukunya tebal – tebal dan di jinjing kemana – mana, lantas yang jadi pertanyaan adalah kalau semua anak kedokteran baca buku yang sama, kuliah dapat materi yang sama, apa yang bisa membedakan kita dengan mahasiswa yang lain ? apa yang membuat kita bisa lebih istimewa dari mereka ? Apa yang membuat kita bisa satu langkah lebih maju daripada yang lain ? Jawabanya ialah dengan berperan aktif dalam organisasi, kenapa ? karena ibaratkan sebuah penyakit, organisasi itu adalah penyakit komplikasi, artinya semuanya ada disana, ilmu apa aja bisa kita dapatkan disana, dan salah satu organisasi yang paling saya banggakan adalah G.A.L.A.U

Hari ini tanggal 21 Juli 2012 adalah hari pertama bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa, termasuk juga rekan – rekan muslim di GALAU, tapi puasa bukanlah ‘kambing hitam’ yang bisa dijadikan alasan untuk bermalas – malasan dan guling – guling seharian di kasur. Justru di bulan yang suci ini semua hal baik yang kita lakukan insyaAllah akan digandakan oleh Allah pahala nya dan hal itu juga yang membakar semangat kami untuk terus belajar dan belajar.

 Hari ini kak Hafiz melunasi hutangnya untuk mengajarkan kami bagaimana caranya sirkumsisi atau sunat *bayar hutang ini ceritanya hehe. Kegiatan ini adalah kegiatan yang ditunggu – tunggu oleh kami GALAUrangers, bagaimana tidak, jika bukan dari organisasi, lantas dari mana lagi kami bisa tahu caranya sirkumsisi ? dari mata kuliah kah? jangan harap. yah, sirkumsisi atau bahasa awamnya sunat adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuang sebagian preputium glanspenis, hal ini menjadi kewajiban bagi laki – laki yang muslim loh, tapi bukan Cuma umat muslim, yang non muslim juga dianjurkan untuk melakukan sunat, karena sunat atau sirkumsisi ini sangat bermanfaat untuk membersihkan alat kelamin laki – laki.

Sebelum mulai melakukan sirkumsisi kak Hafiz membuka pertemuan kami dengan melafadzkan basmallah. Selanjutnya kami diperkenalkan dengan alat – alat yang akan digunakan dalam menjahit (Hecting) dan melakukan sirkumsisi nantinya. Alat yang kami gunakan yaitu perangkat alat bedah minor yang disebut sebagai minor set yang jujur saja kami tidak tahu sebelumnya medengar namanya saja tidak pernah apalagi memegang alatnya , maklum masih semester 2 tapi inilah kelebihan kami, saat teman–teman saya satu angkatan tidak ada yang tahu sama sirkumsisi, cara jahit dan alat bedah yang namanya minor set saya dan rekan – rekan di GALAU sudah tahu duluan.

Nah minor set ini berisi berbagai macam alat yaitu : 2 pcs klem lurus dan 2 pcs klem bengkok yang bentuknya mirip seperti gunting tapi kerjanya tidak untuk memotong, hanya sebagai penahan saja. Klem ini ujungnya lancip dan bergerigi .tapi kenapa klem nya ada dua jenis ? klem yang lurus digunakan untuk menjepit biasa, tapi klem yang bengkok digunakan untuk menjepit arteri (perdarahan). Selanjutnya ada 1 pcs pinset anatomis dan 1 pcs pinset histologis, bedanya kalau pinset anatomis di bagian ujungnya ada besi bengkok kecil yang saya gak tau itu apa heheh. Lalu ada 1 pcs gunting jaringan dan 1 pcs gunting benang. Nah gunting benang ini kedua mata pisau nya berbeda, yang satu lancip dan kecil sedangkan satu lagi lebar. Yang lebar ini fungsinya kita bisa melihat seberapa panjang ukuran guntingan benang yang akan kita potong setelah disimpul nanti. Ada lagi yang namanya Needle holder, fungsinya sebagai penahan jarum. Selanjutnya ada 1 pcs scaple dan alat untuk memperkecil wilayah operasi yang disebut ‘duk bolong steril’ tapi saya gak tau tulisannya gimana maafin kalo salah, soalnya kak hafizh bilang duk itu diambil dari kata handuk :D . Lanjut lagi ada catgut, nah catgut ini adalah seperangkat jarum dan benang yang absorbable, ingat ya benang untuk menjahit itu ada yang absorbable yang bisa diserap tubuh nantinya dan tidak perlu dilepas lagi, ada juga benang yang tidak bisa diserap yang nantinya akan dilepas lagi gitu kata kak Hafiz. Jarumnya juga sangat berbeda dengan jarum jahit biasa, bentuknya menyerupai celurit (tapi gak segede celurit juga :P) intinya dia melengkung di bagian ujunya. Dan satu lagi ada manekin kulit yang kami gunakan untuk latihan menjahit (Hecting).
 
Langkah awal adalah kita pakai dulu handscoon yang steril, ingat kan cara pakai handscoon yang steril ? kemarin kita anggota galau udah dijelasin sama kak Rahman cara pakai handscoon yang steril, beda banget sama cara pakai handscoon kalo kita mau praktikum anatomi. Cuma digalau nih dapet ilmu kaya beginian heheh. Setelah pakai handscoon lalu kak Hafiz mulai menerangkan beberapa teknik Hecting. Sebenarnya, cara Hacting gak jauh berbeda kok sama cara menjahit pakaian jadi beruntunglah yang udah bisa menjahit pakaian sebelumnya. Teknik yang pertama adalah tipe jahit simple, lalu matras vertical – horizontal, Angka 8, dan jahit subkutikuler yang jahitannya tidak nampak. Yuk kita mulai dari yang pertama. Tipe jahit simple ini kaya jahit jelujur, tapi bedanya kita bakalan jahit di kulit manusia bukan di kain. Tipe jahit simpel ini ada yang continuous dan ada yang satu –satu. Tapi biasanya dokter pake yang tipe jahit satu – satu, karena bila pasien megeluh ada komplikasi dokter mudah untuk meperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut. Eh iya, menjahitnya tidak langsung tangan-ketemu jarum , jarumnya kita pegang dengan menggunakan Needle holder di tangan yang dominan, lalu tangan satu nya lagi memegang pinset, karena jarumnya dalam kondisi steril, kita tidak boleh menyentuhnya secara langsung, tapi kalau benangnya kita bisa sentuh langsung asal dalam keadaan pakai handscoon. Ternyata jahit ini tidak semudah yang dibayangkan , harus telaten, awalnya kaku banget jahit pake Needle Holder dan pinset , pegang Needle holder juga ada tekniknya, yang bermain adalah jari jempol dan jari ke-4 (jari manis), wajar saja kalau dokter yang sudah lajut usia jarang menangani operasi atau Hecting karena kebanyakan sudah mengalami tremor jadi kesulitan untuk melakukannya. Sebenarnya fungsi menjahit atau Hecting ini untuk mendekatkan jaringan agar cepat menyatu, tapi jahitnya tidak boleh asal – asalan, ingat dokter itu adalah Art and Science, jadi Hecting pun harus ada estetika nya . Disinilah saya sadar bahwa dokter itu harus serba bisa, tak hanya mendiagnosis, menjahit pun harus bisa.

Lanjut lagi tipe yang kedua adalah matras 8, nah yang ini sedikit lebih rumit dari tipe pertama, karena pola jahitnya adalah kulit-mucosa mucosa-kulit, tipe ini digunakan juga saat sirkumsisi. Secara garis besar pola jahitan membentuk huruf ex ‘X’, cara nya kita masukkan catgut (jarum-benang) dari satu sisi dengan pola kulit-mucosa dari tempat awal lalu menyilang ke bagian seberang bekas robekan, lalu lanjutkan ke sisi seberangnya lagi (sejajar dengan posisi awal memasukkan ) dan seberangkan lagi lalu di simpul sebanyak 3 kali dengan teknik menyimpul yang benar. Sulit memang kalu dibayangkan, lebih mudah kalau dipraktekkan secara langsung :). Tipe subkutikuler kita menjahit di lapisan subkutan kulit, tipe ini jauh lebih ribet apalagi bagi yang belum terbiasa, tipe jahitan ini lebih ‘tersembunyi’ letaknya, sehingga tidak Nampak dari luar. Tapi tipe ini hanya untuk lapisan kulit saja ya, artinya lapisan mukosa dan otot di bawah kulit sudah dalam keadaan baik. Biasanya kita sering mendengar pasien berkata seperi ini ‘kalau jahit sama dokter X jahitannya rapi dan gak kelihatan’ nah itu artinya si dokter menggunakan jahitan tipe subkutikuler.

Well, setelah kami belajar berbagai macam tipe jahitan, selanjutnya kami belajar cara melakukan sirkumsisi. Kalau ditanya probandusnya siapa? Jelas tidak ada hehe gak ada yang mau juga pasti jadi probandus wkkw karena masih tahap latihan kami menggunakan manekin yang disiapkan oleh kak Hafiz dan manekin nya dibuat benar – benar menyerupai aslinya, baik banget kan kak Hafiz :D . Untuk melakukan sirkumsisi ada tiga hal utama yang harus kita siapkan, yaitu persiapkan diri (dalam keadaan bersih , steril dan menggunakan handscoon), alat, dan pasien. Kalau semuanya dalam keadaan ready , lakukan hal berikut ini :

1. Aseptic antiseptic dengan menggunakan iodine atau betadin di seluruh permukaan penis dan daerah sekitarnya
2. Perkecil lapangan kerja dengan menggunakan ‘duk bolong’ tadi
3. Anastesi atau blok nervus dorasalis dengan lidokain, kalo bisa gunakan lidokain murni ya, karena ada lidokain yang dicampur dengan epinephrine, bisa menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, saat melakukan sirkumsisi, memang darahnya tidak keluar, tapi saat pasien sudah dirumah pembuluh darah mengalami vasodilatasi yang menyebabkan tejadinya pendarahan di rumah
.
Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, maka kita mulai dengan membuka preputiumnya untuk membersihkan bagian dalam penis, setelah dibersihkan baru deh bisa mulai sirkumsisinya. Preputiumnya ditahan dengan klem dengan arah jam 6, jam 11 dan jam 1, setelah itu lakukan pemotongan dengan menggunakan gunting jaringan di sisi samping dan atas, jangan di bawah/belakang , karena di bawah ada daerah yang kaya pembuluh darah sehingga nanti akan dijahit dulu baru digunting untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Setelah dipotong maka jahit dengan pola simple satu putaran mengelilingi bagian penis yang telah dibatasi sebelumnya, dan terakhir gunakan jahitan tipe matras 8 untuk di daerah belakang, baru potong preputium yang tersisa tadi, bila selesai maka nanti akan di balut dengan kassa, sedikit ribet kalau dibayangkan, tapi kalau di praktekkan lebih mengerti.

Itu tadi adalah salah satu dari banyak hal luar biasa yang kami lakukan di GALAU, sayang memang kakak asuh yang lain sedang sibuk jadi tidak bisa ikut hadir dalam latihan tadi, terutama tetua kami kak Franz dan kak Rahman yang sedang koass . Rasa nya sangat bangga, karena hecting ini adalah pelajaran mahasiswa blok 19 semester 6 dan baru saja di OSCE kan, dan kami mahasiswa semester 2 udah dapet materi yang sama seperti senior - dari kakak asuh kami yaitu kak HAFIZ HARI NUGRAHA yang dengan senang hati menyiapkan semua alat, bahan, dan mentransfer ilmu yang ia punya kepada kami.

Belajar adalah hal yang menyenangkan bila kita lakukan secara bersama dan kita mengerti esensi dari hal yang kita pelajari itu. Bersyukur bahwa Awal Ramadhan ini dibuka dengan hal – hal yang bermanfaat seperti ini yang menjadi semangat baru dan membuka pikiran kami akan makna dibalik kata ‘dokter’ yang sebenarnya. itulah kenapa saya bilang GALAU adalah organisasi yang luar basa, disini kami di didik untuk menjadi mahasiswa unggul, sekalipun ini adalah organisasi independent tapi manfaat yang saya dan kawan – kawan dapatkan dari sini sangat luar biasa .

GALAU 21-07-2012
jadilah dokter yang berkarakter
@beutysavitri