Jumat, 17 Oktober 2014

Palembang

After being robbed in couple weeks ago, i nominated this city as the worst city in whole universe. It is not the first time i am being robbed. Almost every years, fuckin bandit in this city stole something from me.

Fortunately i will leave this city soon. December, please come faster so i can finish my study and go away, i promise that i will never ever back to staying in this city anymore. I hate this city to the moon and never back.

ps : even i hate this city, but i like my friends and people around me, they're really nice. And you, maybe you're the only one that can change my mindset bout this city.

Minggu, 22 Juni 2014

Fix

Sekarang mau berterima kasih dulu, sama mama-papa, terutama sama mama, yang 6 tahun lalu maksa-maksa buat jadi dokter. Pernah terbesit keinginan buat berenti, pindah ke fakultas lain, meskipun akhirnya ga jadi karena ga mau bikin siapapun kecewa. Yang paling sering dan sampai saat ini, 5 tahun lebih sekolah di fakultas kedokteran, punya pikiran jalanin aja dulu, nanti lulus, dapet ijazah dan tinggal bilang ke mama "Ini aku udah jadi dokter ma, semoga mama puas dan bangga, ini ijazahnya buat mama, sekarang bebas, sekarang aku mau jalanin hidup aku sendiri. Makasih :')"

Jujur sampai sekarang saya merasa ga pantes, ga layak dan emang itu semua akibat dari ga kepengen sih jadi dokter. Ga kepengen jadi dokter-dokter pada umumnya maksudnya. Jadi dokter yang make jas putih, ngurusin orang sakit, kerja keras banting tulang pergi pagi pulang sore, dirumah buka praktik sampe larut malam, hidupnya macam kerja rodi, punya tujuan mulia untuk pengabdian tapi tetep berujung pada ga dihargai oleh khalayak, siapa yang kepengen begitu? Ada aja rekan-rekan saya yang mulia, tapi bukan saya, saya ga mulia-mulia amat. Dokter itu terlalu mulia, profesi mereka menyangkut manusia, meskipun ga semuanya begitu, menurut saya profesi begitu cuma cocok untuk mereka yang punya hati setulus malaikat (atau malah sekampret setan) :)

Tapi sekarang ga begitu lagi, semenjak saya tahu ada program studi kedokteran nuklir, semenjak itu pula saya punya tujuan untuk bergelut di bidang ini. Ditambah lagi sekarang, semenjak saya mengenal tentang dokter perusahaan/occupational doctor, semenjak itu pula saya merasa ke depan semuanya bakal menyenangkan, I've seen the brightest future!!!

Bagaimana saya melihat hidup saya ke depan :
Lulus dokter -> ; internship -> dokter perusahaan ->sekolah spesialis kedokteran nuklir :)

Ga perlu ribet-ribet mikirin dokter layanan primer dan semua bulshit yang berada di dalamnya, ga perlu mikirin berapa pasien hari ini, ga perlu mikirin jalan panjang berliku-liku di dalam sistem pendidikan yang amburadul akibat ulah senior dokter itu sendiri. Aah, pengen cepet-cepet 3-4 tahun lagi buat jadi dokter di perusahaan multinasional, pengen cepet-cepet 7-8 tahun lagi buat mendapat gelar dr. Hafiz Hari Nugraha, SpKN, insya Allah, FIX :)



Jumat, 21 Februari 2014

Forensik

Menjalani kepaniteraan klinik di forensik itu 100 kali lipat lebih menyenangkan dibandingkan bagian lain.


Terhitung 10 Februari - 17 Maret 2014 saya menjalani kepaniteraan klinik di departemen ilmu kedokteran kehakiman atau yang lebih akrab didengar sebagai departemen forensik. Setelah rotasi sebelumnya saya belajar bagaimana menangani kelahiran (bagian obgyn), kini berputar seratus delapan puluh derajat, saya belajar bagaimana menangani kematian.

Seperti detektif conan!
Sejak kecil saya senang membaca komik detektif conan. Untuk kalian yang juga senang membaca serial detektif conan, seperti itulah gambaran menjadi dokter forensik. Penuh teka-teki dan misteri, ketika ada suatu kasus terjadi (sebagian besar pembunuhan) seorang dokter forensik harus dapat menjawabnya dalam bentuk visum et repertum, apa penyebab kematiannya. Visum yang dikeluarkan seorang dokter forensik dapat menjadi alat bukti yang sah untuk membantu polisi (penyidik) untuk mengungkap fakta dibalik suatu kasus. Demi tegaknya keadilan sesuai dengan kata forensik itu sendiri yang berarti "demi keadilan".

Mungkin banyak rekan-rekan sesama dokter muda yang tidak menaruh minat pada kedokteran forensik, tapi bagi saya, ilmu ini cukup membuat takjub. Hal yang membuat ilmu ini menyenangkan untuk dipelajari adalah tantangan untuk memecahkan masalah. Selain itu forensik juga bukan melulu soal ilmiah yang membosankan, tetapi juga berkaitan tentang hukum (aspek medikolegal), bahkan juga kehidupan sosial dan politik,  mengetahui cerita-cerita dibalik kasus yang terjadi seperti kasus yang minggu lalu masuk bagian forensik RSMH yang menjadi berita besar di sumatera selatan tentang sekretaris KPU yang membunuh selingkuhan.

Ah, betapa serunya departemen forensik Menjalani kepaniteraan klinik di forensik itu 100 kali lipat lebih menyenangkan dibandingkan bagian lain. Tidak ada jaga malam, tidak ada follow up pasien, tidak ada datang ke rumah sakit dini hari dan pulang sore hari di keesokan harinya. =))

Menjadi ahli forensik di kemudian hari? Mungkin saja, tapi minat terbesar saya masih jatuh pada kedokteran nuklir atau radiologi.



catatan N-Boy™