Rabu, 05 Januari 2011

Syamsudin and Honesty

2 hari yang lalu saya kehilangan sebuah dompet, dompet yang memang sudah lusuh, namun isinya cukup penting karena saya akan kerepotan jika kehilangan. Dompet itu berisi sejumlah uang tunai, KTP, KTM, ATM, dan beberapa kwitansi penting. Segala perasaan berkecamuk dalam diri saya, entah kesal, sedih, bingung, marah, dll.

Dompet itu terjatuh saat saya mengendarai motor, kecerobohan saya memang meletakkan dompet di depan motor di selipkan di atas lampu depan motor.

Saya terus mencari dompet itu, menyusuri jalan yang saya lalui, hingga akhirnya saya lelah, putus asa dan kembali ke rumah. Yang membuat saya lega karena akhirnya menghubungi mama saya, mama yang membuat saya tenang karena beliau berkata "sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, fokus saja dengan ujianmu, kalo masih rezeki hafiz pasti ketemu lagi dompetnya, mama doakan yang terbaik untuk Hafiz"

Segala macam bayangan sudah ada di benak saya, mulai dari mengurus kartu-kartu yang hilang, pergi ke kantor polisi untuk mengurus Surat Keterangan Hilang dan lain-lain. Ya, saya pun mengikhlaskan kepergian dompet itu. Management Emosi, jika terus saya pikirkan saya akan merasa kesal dan mengganggu konsentrasi ujian saya, akhirnya saya putuskan untuk melupakan, mengikhlaskan. Allah tahu bahwa saya sudah sangat ikhlas.

Keesokan harinya saya harinya saya tidak lagi memikirkan dompet itu, saya fokus untuk ujian, baru setelah itu siap pergi mengurus kehilangan kartu dan sebagainya, namun Allah Maha Baik, Tiba-tiba ada seorang mahasiswa PDU 2005, bernama Riza Wahyuni meng-add facebook saya di pagi hari, setelah saya confirm beliau langsung mengirimkan pesan ke inbox saya, isinya bahwa ada seorang bapak yang datang ke FK membawa dompet saya, dan saya diberi nomor handphone bapak itu, Bapak Syamsudin, betapa senang hati saya, Keikhlasan dibalas oleh Tuhan dengan luar biasa, saya putuskan akan menghubungi bapak itu setelah ujian.

Setelah ujian, saya menghubungi bapak itu, akhirnya kami membuat janji untuk bertemu di sebuah kedai yang ternyata itu adalah kedai miliknya dan istrinya yang cukup sederhana. Ternyata ketika bertemu, mereka adalah orang-orang yang ramah. Singkat cerita dompet saya yang hilang akhirnya kembali, dengan kondisi yang masih UTUH, tidak kekurangan apapun. Luar Biasa, betapa jujurnya orang ini, betapa baiknya orang ini hingga rela pergi ke FK UNSRI untuk mengembalikan dompet saya.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada bapak syamsudin, saya bermaksud memberikannya sebuah imbalan, uang, yang ternyata beliau dan istrinya bersikeras untuk menolak itu. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih, Big Thanks for Him. Kejujuran, suatu barang langka di dunia ini, saya pun memutuskan untuk makan di kedai beliau. Setelah selesai makan saya kembali berterima kasih dan pamit pulang.

Setelah sampai rumah saya mengirimkan sms, ucapan terima kasih kepada Bapak Syamsudin, dan beliau membalas dengan kata-kata yang menyentuh nurani saya, saya pun menangis.


Thanks Mr Syamsudin, God Bless You, and your Family! Thanks Mr Syamsudin, my teacher of Honesty.



Catatan N-Boy

Tidak ada komentar: