Rabu, 22 September 2010

Kentang - Forgive and Forgetting (Nice Story)

Seorang Guru Taman Kanak-kanak mengadakan sebuah permainan dengan muridnya. Ibu guru menyuruh tiap anak untuk membawa sebuah kantong plastik dan "kentang". Ibu guru menyuruh tiap satu kentang diberi nama satu orang yang dibenci. Jumlah kentang tidak dibatasi, tergantung pada berapa jumlah orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati, masing-masing murid TK membawa kentang dalam sebuah kantong plastik. Ada yang berjumlah 1, hingga 10 buah kentang. Seperti perintah sang guru, tiap kentang diberi nama orang yang dibenci.

Murid-murid diinstruksikan untuk membawa kentang tersebut kemanapun mereka pergi, bahkan saat di dalam toilet sekalipun, selama 10 hari.

Hari demi hari, kentang yang dibawa oleh murid mulai membusuk, murid-murid pun mulai mengeluhkan aroma kentang busuk yang sangat tidak menyenangkan, apalagi murid yang membawa 10 buah kentang.

setelah 10 hari murid-murid merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu guru pun bertanya :
"Bagaimana rasanya membawa kentang selama 10 hari? "

Keluarlah semua keluhan yang dialami murid-murid, intinya adalah seluruh murid merasa tidak nyaman membawa kentang-kentang busuk kemanapun ia mereka pergi.

Sang guru pun menjelaskan makna permainan ini :
" Seperti itulah perasaan benci dan dendam yang selalu kita bawa apabila kita tidak dapat memaafkan orang lain, sungguh sangat tidak menyenangkan membawa "kentang busuk" kemanapun kita pergi, itu baru dalam waktu 1 minggu, bagaimana jika kita terus membawa kebencian itu seumur hidup? sangatlah tidak menyenangkan dan menyiksa diri sendiri.

Karena itulah, lepaskanlah belenggu kebencian, dan berikanlah pengampunan kepada mereka yang kau benci. Apalagi orang yang kita benci adalah orang yang dulu pernah kita sayangi. Semakin kita tidak dapat melepaskan "kentang busuk" itu, kitalah yang akan menderita. Tidak ada jalan lain selain "Forgive and try to forgetting".


semoga Tuhan dapat melapangkan hati kita dan sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.


sumber : "the story of rotten potatoes" by Andra Vernandi

Tidak ada komentar: